This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 24 April 2014

Keretakan pada dinding bata.

Menurut Gray (2002) dalam Satriyani (2004) bahwa hampir 80% dari keretakan dinding pasangan pada struktur bangunan dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :


1. Retak Horizontal

Retak jenis ini seringkali berhubungan dengan struktur, tetapi besar atau kecilnya pengaruh dari retak ini tergantung pada ada atau tidaknya pergerakan lateral dari struktur tersebut. Jika tembok sudah bergerak kira- kira sepertiga dari tebalnya sehingga tembok tersebut tidak tegak lagi, maka tembok ini kemungkinan akan runtuh. 
 
2. Retak Vertikal
 
Retak vertikal atau hampir vertikal hanya berhubungan dengan struktur apabila terjadi pergerakan lateral pada konstruksi tersebut. Retak ini memiliki lebar yang sama dari atas sampai ke bawah dan biasanya tidak begitu lebar. Ini disebabkan oleh pergerakan yang biasa terjadi pada bahan bangunan. Semakin kaku suatu bahan semakin besar kemungkinan terjadi retak. Bahan yang berpori dan bahan yang tidak begitu padat biasanya lebih fleksibel dan lebih kecil kemungkinannya untuk retak.


3. Retak Diagonal
 
Retak diagonal ini biasanya berhubungan dengan struktur. Retak ini disebabkan oleh penurunan yang tidak merata pada pondasi yang menyangga tembok tersebut. Pada saat terjadi penurunan pada beberapa titik yang lemah, sedangkan titik lain pada tembok yang sama tidak terjadi penurunan karena ditopang oleh tanah atau pondasi yang kuat, maka terjadilah retak diagonal ini.

Penyebab Terjadinya Keretakan Pasangan Dinding Bata

Frick (1999) dalam Satriyani (2004) menyatakan bahwa jika daya dukung tanah tidak mampu menerima beban diatasnya, maka akan terjadi penurunan yang tidak merata pada konstruksi. Hal ini memicu terjadinya ketimpangan – ketimpangan pada bangunan yang salah satunya yaitu keretakan dinding. Untuk itu sebelum pelaksanaan pembangunan dimulai perlu diadakan suatu perbaikan mutu tanah terhadap tanah yang keadaannya kurang baik. 
Pondasi adalah bagian dari bangunan yang berfungsi untuk meneruskan beban yang dipikulnya termasuk beratnya sendiri ke permukaan tanah. Untuk menghindari penurunan yang tidak merata maka pondasi harus diperhitungkan dengan tepat. Seperti yang dikatakan Zainal (2000) dalam Satriyani (2004), bahwa untuk menghindari terjadinya keretakan pada dinding dan agar penurunan menjadi merata, maka perlu dipasang sloof beton pada pondasi. 
Kesalahan dalam pengerjaan juga merupakan penyebab terjadinya keretakan dinding. Beberapa contoh kesalahan yang sering terjadi di lapangan adalah tidak dipenuhinya syarat – syarat berikut : 
  1. Untuk satu kali proses pengerjaan, tinggi dinding tidak boleh melebihi satu meter. Syarat diatas dimaksudkan agar berat sendiri yang dipikul oleh dinding itu tidak terlalu berat selama proses pengikatan antara campuran spesi dan bata merah yang digunakan masi berlangsung. Jika hal ini tidak dipenuhi, maka dikawatirkan proses pengikatan itu tidak terjadi dengan maksimal sehingga secara otomatis kekuatan tembok tersebut dalam menerima beban akan berkurang.
  2. Pada dinding bata merah, sebelum pemasangan, bata merah harus direndam terlebih dahulu hingga cukup air. Ketentuan ini berkenaan dengan proses pembuatan bata merah itu sendiri yaitu melalui pembakaran. Proses ini menyebabkan bata merah memiliki tingkat penyerapan air yang sangat tinggi. Apabila hal ini tidak dilakukan sebelum pemasangan, dikawatirkan bata merah akan menyerap air dari campuran spesi sehingga proses pengikatan spesi menjadi terganggu karena adukan spesi menjadi kering.
Mutu bahan yang digunakan harus tidak ada cacat. Batu bata merah yang digunakan adalah batu bata dengan tingkat kematangan yang sedang sehingga akan berwarna merah tua. Selain itu ukuran bata merah harus seragam, sehingga ketebalan spesi pun menjadi seragam dan tidak kurang dari satu sentimeter.
Perhitungan terhadap beban – beban yang dipikul dinding juga perlu dilakukan agar bisa direncanakan kapasitas dinding dalam memikul beban sehingga tidak terjadi keretakan bahkan keruntuhan pada dinding akibat kekuatan material penyusunnya terlampaui.

Sabtu, 08 Maret 2014

Cara membuat Kurva-S

CARA MEMBUAT SCHEDULE PELAKSANAAN PEKERJAAN DENGAN KURVA S
Ms. Excel merupakan salah satu aplikasi yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari – hari. Bahkan tidak hanya anak SMP atau SD saja yang di sekolahnya diajarkan materi Excel, bahkan para pekerja kantor pun dituntut untuk menguasai dan belajar Microsoft Excel. Disini saya akan mencoba untuk berbagi pengetahuan saya, yakni membuat schedule pelaksanaan proyek menggunakan kurva s ms excel. Dalam contoh cara pembuatan grafik ini kami menggunakan Microsoft excel 2007,
1. Langkah yang paling awal tentunya adalah membuka program Microsoft excel, klik start, all program, Microsoft office, Microsoft excel.
2. Siapkan sebuah data pekerjaan, untuk kamu sajikan menjadi grafik. Contohnya adalah seperti di bawah ini.
input datacrop Time Schedule Dengan Kurva S
Keterangan : Bobot diperoleh dari harga pekerjaan : Total x 100
3. Setelah kamu membuat data pekerjaan seperti di atas, tentukan kapan akan dimulainya dan kapan akan diakhirinya suatu pekerjaan.
input waktu Time Schedule Dengan Kurva S

4. Langkah selanjutnya adalah menetukan kapan dan berapa lama suatu pekerjaan akan dilaksanakan. Caranya dengan membagi bobot pekerjaan dan menempatkan hasil pembagiannya pada item waktu pelaksanaan.
merencanakan waktu pelaksanaan Time Schedule Dengan Kurva S


5. setelah semua data sudah selesai diinput, sekarang saatnya mulai membuat grafik.kamu klik menu Insert, maka nanti akan muncul jendel Chart Wizard seperti gambar di bawah ini.
Picture1 Time Schedule Dengan Kurva S
6. setelah muncul jendela seperti di atas, maka kamu tinggal pilih model grafik yang kamu inginkan, pada kolom Chart tipe (Jenis Grafik) sudah tersedia banyak pilihan, mau pilih grafik kolom, yang contohnya seperti gambar di atas, atau grafik Bar, atau grafik garis, atapun grafik lingkaran dan lain-lain.
Dalam contoh pembuatan grafik ini kita pilih saja Chart TIpe line dan line with markers.
7. Setelah kamu mengikuti langkah diatas, maka nanti akan muncul seperti gambar di bawah ini.
edit grafik Time Schedule Dengan Kurva Sedit grafik 1 Time Schedule Dengan Kurva S
Keterangan : Pilihlah data pada lingkaran merah merah. Maka langsung akan terbentuk grafik seperti diatas. Langkah selanjutnya kita tinggal edit grafik agar tampilannya lebih menarik.
edit grafik 2 Time Schedule Dengan Kurva S
Setelah kita selesai mengedit grafik, maka akan terlihat hasil akhir seperti dibawah ini.
edit grafik 3 Time Schedule Dengan Kurva S

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bisa bermanfaat. Selamat mencoba.
Terima kasih.

Jumat, 28 Februari 2014



Raft foundations

Pondasi tikar/ pondasi raft digunakan untuk menyebarkan beban dari struktur atas area yang luas, biasanya dibuat untuk seluruh area struktur. Pondasi raft digunakan ketika beban kolom atau beban struktural lainnya berdekatan dan pondasi pad saling berinteraksi.
Pondasi raft biasanya terdiri dari pelat beton bertulang yang membentang pada luasan yang ditentukan . Pondasi raft memiliki keunggulan mengurangi penurunan setempat dimana plat beton akan mengimbangi gerakan diferensial antara posisi beban. Pondasi raft sering dipergunakan pada tanah lunak atau longgar dengan kapasitas daya tahan rendah karena pondasi radft dapat menyebarkan beban di area yang lebih besar.






Contoh Proyek yang menggunakan Raft Foundation

 

Raft foundation adalah salah satu tipe pondasi bangunan gedung bertingkat.
Jika pada umumnya, pondasi gedung merupakan gabungan antara tiang pancang/ bored pile, pile cap/ poor dan tie beam, maka sistem raft foundation menghilangkan pile cap dan tie beam diganti dengan sebuah pondasi masif yang menyatukan seluruh pile cap atau bored pile yang ada.

Jika disederhanakan, raft foundation bisa juga disebut sebagai pile cap raksasa, yang menggabungkan bukan hanya 4/5 tiang pancang/ bored pile, melainkan semua bagian gedung.

Pada bangunan gedung, masalah pondasi yang paling ditakutkan adalah masalah penurunan tanah/ shetlement. Masalah ini mampu di atasi oleh 2 hal:

1. Perhitungan pondasi yang mendekati sempurna dan data tanah yang baik
2. Raft foundation




Dengan raft foundation, bukan tidak terjadi penurunan, namun, penurunan yang terjadi akan sama di semua bagian gedung. Penurunan yang tidak sama di bagian2 gedung, akan menjadikan bangunan kita retak dan mengalami kegagalan baik secara struktural maupun arsitektural. Hal ini dikarenakan terjadi perbedaan gaya tarik antara sisi gedung yang satu dengan yang lain


Raft foundation mampu menyatukan sistem pondasi gedung kita dan memaksa gedung turun secara bersama sama.

Walau sangat bagus untuk pondasi, raft foundation juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya:

1. Pelaksanaan dan biaya konstruksi yang cukup mahal (volume beton masif, mass concrete)
2. Membutuhkan pelaksanaan special/ khusus sehingga tidak semua kontraktor mampu melaksanakannya dengan baik

Pelaksanaan raft foundation membutuhkan tenaga yang banyak dan peralatan yang memadai. Terdapat 2 cara pelaksanaan raft foundation:

1. Sistem full depth
2. Sistem per layer

Kedua sistem ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Pada umumnya, pengecoran raft foundation sering menggunakan sistem full depth. Sistem ini menggunakan kawat ayam untuk membuat zoning di daerah pengecoran. Beberapa peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan raft foundation antara lain:

1. Kawat ayam
2. Pompa beton (jumlahnya harus dapat memenuhi kebutuhan pengecoran, agar proses pengecoran tidak terlalu lama, perlu juga dipikirkan kemungkinan adanya pompa yang rusah sehingga dibutuhkan cadangan)
3. Personil yang cukup, bekerja dengan shift, dan pembagian tugas yang jelas
4. Pengaturan lalu lintas pengecoran dan izin kepolisian (biasanya truck mixer yang stand by bisa sampai 40 truck dan proses pengecoran bisa ber hari hari non stop, pasti mengganggu jalan)
5. Thermo couple, untuk memonitor suhu raft foundation
6. Sterefoam, untuk menjaga suhu raft foundation
7. Tenda, untuk melindungi beton dari cuaca
8. Supply beton terus menerus
9. Ketelitian dalam memonitor mutu beton sekian untuk daerah sekian, beton + fly ash untuk daerah ini, dll
10. Admixturesuperplasticizer untuk mengantisipasi antrian panjang truck mixer dan mencegah beton kehilangan slump. Contoh produk: TamCem 12R



Sumber : http://dmercy-corporation.blogspot.com/2012/02/apakah-itu-raft-foundation.html
 http://prima-mangiri.blogspot.com/2012/09/pondasi-rakit-raft-foundation.html

Jumat, 18 Mei 2012

Efek penembahan air pada beton

Efek penambahan air yang biasa dilakukan oleh pengecor beton.
jika anda sebagai seorang pengawas dan ditugaskan untuk mengawasi proses pengecoran, maka hati-hati terhadap tindakan penambahan air dalam pengadukan semen, memang dalam pengerjaan pengecoran akan menjadi mudah jika ditambahkan air dalam adukan, perlu diperhatikan bahwa penambahan air tanpa ditambahkannya pula semen kedalamnya akan membuat penurunan kuat tekan atau kualitas beton nantinya, memang beton tetap saja bisa mengeras, tapi kuat betonnya akan turun drastis.
Jika anda memang kesulitan dalam pengerjaan pengecoran yang dikarenakan adonan beton yang terlalu padat atau nilai slump yang rendah maka alternatif yang cocok adalah dengan menambahkan f.a.s yaitu menambahkan air tetapi dengan penambahan semen pula sehingga tidak terjadi penurunan nilai kuat betonnya.